Powered By Blogger

Senin, 29 April 2013

Laporan Asidi Alkalimetri


ANALISIS KUANTITATIF
ASIDI-ALKALIMETRI

A. Tujuan

       Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N lain.

B.     Landasan Teori

 Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi juga dapat dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton. Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah, dan mampu memberikan ketapatan yang tinggi. Keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetrik kurang spesifik. Dalam analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasinya) telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Suatu titrasi yang ideal adalah jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. Dalam kenyataannya selalu ada perbedaan kecil. Beda ini disebut dengan kesalahan titrasi yang dinyatakan dengan mililiter larutan baku. Oleh karena itu, pemilihan indikator harus dilakukan sedemikian rupa agar kesalahan ini sekecil-kecilnya. Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini adalah gram/mililiter (Rohman, 2007).
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya, alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Keasaman permukaan merupakan jumlah asam total (asam Brønsted dan asam Lewis) pada permukaan padatan yang dinyatakan sebagai jumlah milimol asam perberat sampel (Widihati, 2008).
 Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010).
Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan. Asam salisilat bersifat sukar larut dalam air. Apabila asam salisilat diformulasikan sebagai sediaan topikal, maka pemilihan dasar salep merupakan hal yang sangat penting, yang akan menentukan efek terapi asam salisilat (Astuti, 2007).
Asam borat memiliki massa molar 61,832 gram/mol dan densitas sebesar 1,435 g/cm3. Asam borat larut dalam air dengan kelarutan 5,7 gram tiap 100 ml air pada temperatur 250C. Fasa kristalin asam borat terdiri dari layer-layer molekul B(OH)3 yang diikat bersama oleh ikatan hydrogen. Jarak antara dua layer yang berdekatan adalah 318 pm. Pada saat dipanaskan diatas suhu 1700C asam borat akan kehilangan air dan membentuk asam metaborat atau HBO2. Asam borat terdapat dalam bentuk tiga fasa. Pemanasan lebih lanjut akan membentuk boron trioksida. Asam Borat tidak terdisosiasi dalam larutan (air), tetapi asamnya yang akan berinteraksi dengan molekul air dengan melalui suatu reaksi kimia (Harsanti, 2010).



C.    Alat dan Bahan

1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.       Statif  dan klem
2.       Erlenmeyer 100 ml
3.       Pipet tetes
4.       Corong
5.       Timbangan analitik
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.      Aqua destillata
2.      Gliserol  
3.      Tetes mata 
4.      Asam borat
5.      Alkohol 96 %
6.      NaOH3
7.      Phenofthalein
3.      UraianBahan
1)         AquaDestillata (Dirjen POM, hal. 96)        
-           Nama resmi             : Aqua destilata.
-           Nama lain               : Air suling.
-           Pemerian                 : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa.
-           Kelarutan                : -
-           Khasiat                   : Pelarut
-           Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup baik.
2)      HCl(Dirjen POM, hal. 53)
-           Namaresmi                 : Acidumhydrochloridum.
-           Nama lain                  : Asamklorida.
-           Pemerian                    : Cairan; tidakberwarna; berasap, baumerangsang. Jikadiencerkandengan 2 bagian air, baudanasaphilang.
-           Kelarutan                   : -
-           Khasiat                      : Zattambahan.
-           Penyimpanan             : Dalamwadahtertutuprapat.
3)      Iodida (Dirjen POM, hal. 316)
-           Namaresmi                 : Iodida
-           Nama lain                  : Iodida.
-           Strukturkimia : I2
-           Pemerian                    : Kepingataubutir, berat, mengkilat, sepertiLogam, hitamkelabu, baukhas.
-           Kelarutan                   : Larutdalamlebihkurang 3600 bagian air, dalambagianetanol (95%) P, dalamlebihkurang 80 bagiangliserol P dandalamlebihkurang 4 bagiankarbondisulfa P; larutdalamkloroform P dandalamkarbontetraklorida P.
-           Khasiat                      : Antiseptikumekstern; antijamur.
-           Penyimpanan             : Dalamwadahtertutuprapat.
4)      Antalgin(Dirjen POM, hal 369)
-           Namaresmi                 : Methampyronum.
-           Nama lain                  : Metampiron (Antalgin)
-           Pemerian                    : Serbukhablur, putih/putihkekuningan.
-           Kelarutan                   : -
-           Khasiat                      : Analgetikum, Antipiretikum.
-           Penyimpanan          : Dalamwadahtertutupbaik.
5)      Larutan Kanji (Dirjen POM, hal. 762)
-           Namaresmi                 : Starch
-           Nama lain                    : Amilum / pati / kanji
-           Pemerian                     : Serbukputih, hablur
-           Kelarutan                       : Larutdalam air panas, membentukataumenghasilkanlarutanagakkeruh
-           Penyimpanan                  : Dalamwadahtertutupbaik
-           Kegunaan                          : Sebagaiindikator


D.    Pembahasan

Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi merupakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. Kedua cara  di atas termasuk analisis titrimetri atau volumetrik. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi yang yang keta, “titrimetrik” lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh titrasi.
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.


DAFTAR PUSTAKA

Astuti Yuni Ika, Sudirman Iskandar, Hidayati Umi. 2007. Pengaruh Konsentrasi Adeps Lanae dalam Dasar Salep Cold Cream Terhadap Pelepasan Asam Salisilat. Pharmacy. Vol. 05. No. 01.


Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi III.DepatemenKesehatan RI. Jakarta.


Suirta, I.W. 2010. Sintesis Senyawa Orto-Fenilazo-2-Naftol sebagai Indikator dalam Titrasi. Jurnal Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal : 27-34.
Widihati, I Gede. 2008.bAdsorpsi Anion Cr(VI) Oleh Batu Pasir Teraktivasi Asam dan Tersalut Fe2O3. Jurnal Kimia. Vol. 2. No. 1. Hal: 25-30

Rohman, Abdul. Gandjar, Golib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.



 







LAPORAN KIMIA ANALISIS FARMASI I

PERCOBAAN III
REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG
MENGANDUNG C, H, O, N YANG LAIN
OLEH
NAMA                      : INTAN NUR CAHYANI
NIM                          : F1F1 12103
KELAS                     : C
KELOMPOK          : IV
ASISTEN                 : Jefriyanto
LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2 0 1 3


1 komentar: