ANALISIS KUANTITATIF
ASIDI-ALKALIMETRI
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N lain.
B. Landasan Teori
Asidi alkalimetri termasuk reaksi
netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion
hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Netralisasi juga dapat dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam)
dengan penerima proton. Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena
merupakan metode yang tahan, murah, dan mampu memberikan ketapatan yang tinggi.
Keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetrik kurang spesifik. Dalam
analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan
mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku
(standar) yang kadar (konsentrasinya) telah diketahui secara teliti dan
reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Suatu titrasi yang ideal adalah
jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. Dalam
kenyataannya selalu ada perbedaan kecil. Beda ini disebut dengan kesalahan
titrasi yang dinyatakan dengan mililiter larutan baku. Oleh karena itu, pemilihan
indikator harus dilakukan sedemikian rupa agar kesalahan ini sekecil-kecilnya.
Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi.
Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram)
tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar
seperti ini adalah gram/mililiter (Rohman, 2007).
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara
kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku
asam. Sebaliknya, alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang
bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Keasaman permukaan merupakan
jumlah asam total (asam Brønsted dan asam Lewis) pada permukaan padatan yang
dinyatakan sebagai jumlah milimol asam perberat sampel (Widihati, 2008).
Pada analisis titrimetri atau
volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat
yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana
senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator
dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna.
Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa
(Suirta, 2010).
Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat
sebagai fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis
sehingga digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan.
Asam salisilat bersifat sukar larut dalam air. Apabila asam salisilat
diformulasikan sebagai sediaan topikal, maka pemilihan dasar salep merupakan
hal yang sangat penting, yang akan menentukan efek terapi asam salisilat
(Astuti, 2007).
Asam borat memiliki massa molar 61,832 gram/mol dan
densitas sebesar 1,435 g/cm3. Asam borat larut dalam air dengan kelarutan 5,7
gram tiap 100 ml air pada temperatur 250C. Fasa kristalin asam borat terdiri
dari layer-layer molekul B(OH)3 yang diikat bersama oleh ikatan
hydrogen. Jarak antara dua layer yang berdekatan adalah 318 pm. Pada saat
dipanaskan diatas suhu 1700C asam borat akan kehilangan air dan membentuk asam
metaborat atau HBO2. Asam borat terdapat dalam bentuk tiga fasa.
Pemanasan lebih lanjut akan membentuk boron trioksida. Asam Borat tidak
terdisosiasi dalam larutan (air), tetapi asamnya yang akan berinteraksi dengan
molekul air dengan melalui suatu reaksi kimia (Harsanti, 2010).
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.
Statif dan klem
2.
Erlenmeyer 100 ml
3.
Pipet
tetes
4.
Corong
5.
Timbangan
analitik
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.
Aqua
destillata
2.
Gliserol
3.
Tetes mata
4.
Asam borat
5.
Alkohol 96 %
6.
NaOH3
7.
Phenofthalein
3.
UraianBahan
1)
AquaDestillata
(Dirjen POM, hal. 96)
-
Nama resmi
: Aqua destilata.
-
Nama
lain
: Air suling.
-
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa.
-
Kelarutan :
-
-
Khasiat : Pelarut
-
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
2) HCl(Dirjen POM, hal. 53)
-
Namaresmi
:
Acidumhydrochloridum.
-
Nama
lain : Asamklorida.
-
Pemerian
: Cairan; tidakberwarna;
berasap, baumerangsang. Jikadiencerkandengan 2 bagian air, baudanasaphilang.
-
Kelarutan
: -
-
Khasiat
: Zattambahan.
-
Penyimpanan
:
Dalamwadahtertutuprapat.
3) Iodida (Dirjen POM, hal.
316)
-
Namaresmi
: Iodida
-
Nama lain : Iodida.
-
Strukturkimia : I2
-
Pemerian :
Kepingataubutir, berat, mengkilat, sepertiLogam, hitamkelabu, baukhas.
-
Kelarutan : Larutdalamlebihkurang 3600
bagian air, dalambagianetanol (95%) P, dalamlebihkurang 80 bagiangliserol P
dandalamlebihkurang 4 bagiankarbondisulfa P; larutdalamkloroform P
dandalamkarbontetraklorida P.
-
Khasiat : Antiseptikumekstern;
antijamur.
-
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.
4) Antalgin(Dirjen POM, hal
369)
-
Namaresmi : Methampyronum.
-
Nama
lain :
Metampiron (Antalgin)
-
Pemerian
: Serbukhablur,
putih/putihkekuningan.
-
Kelarutan : -
-
Khasiat
: Analgetikum, Antipiretikum.
-
Penyimpanan :
Dalamwadahtertutupbaik.
5) Larutan
Kanji (Dirjen
POM, hal. 762)
-
Namaresmi
:
Starch
-
Nama
lain :
Amilum / pati / kanji
-
Pemerian
:
Serbukputih, hablur
-
Kelarutan
:
Larutdalam air panas, membentukataumenghasilkanlarutanagakkeruh
-
Penyimpanan
:
Dalamwadahtertutupbaik
-
Kegunaan
: Sebagaiindikator
D. Pembahasan
Titrasi adalah proses
mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam
larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau
dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk
mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa
ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar
diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir
stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu
sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi merupakan
keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan
perubahan warna indikator. Kedua cara di atas termasuk analisis
titrimetri atau volumetrik. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik
lebih sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi
yang yang keta, “titrimetrik” lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu
dibatasi oleh titrasi.
Asidimetri
dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai
reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). Asidimetri
merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang
bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri adalah
penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku
basa.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Yuni Ika, Sudirman Iskandar, Hidayati Umi. 2007. Pengaruh
Konsentrasi Adeps Lanae dalam Dasar Salep Cold Cream Terhadap Pelepasan Asam Salisilat. Pharmacy. Vol. 05. No. 01.
Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi III.DepatemenKesehatan RI. Jakarta.
Suirta, I.W.
2010. Sintesis Senyawa Orto-Fenilazo-2-Naftol sebagai Indikator dalam
Titrasi. Jurnal Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal : 27-34.
Widihati, I
Gede. 2008.bAdsorpsi Anion Cr(VI) Oleh Batu Pasir Teraktivasi Asam dan Tersalut
Fe2O3. Jurnal Kimia. Vol. 2. No. 1. Hal: 25-30
Rohman, Abdul. Gandjar, Golib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
LAPORAN KIMIA ANALISIS FARMASI I
REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG
MENGANDUNG
C, H, O, N YANG LAIN
NAMA : INTAN NUR CAHYANI
NIM : F1F1 12103
KELAS : C
KELOMPOK : IV
ASISTEN : Jefriyanto
LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2 0 1 3