Powered By Blogger

Jumat, 10 Mei 2013

Bromatometri


BROMATOMETRI

A.      Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu menetapkan kadar senyawa obat yang dapat bereaksi dengan adanya brom berlebihan (titrasi tidak langsung).

B.       Landasan Teori

Iodimetri (secara langsung) merupakan reaksi oksidasi yang relative kuat dan termasuk reaksi redoks pencampuran Iodium sebagai larutan yang  digunakan sebagai penitrasi suatu larutan. Iodometri adalah  titrasi tidak langsung dan digunakan untuk mentapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4 dan 5H2O (Rohman, 2007).
Iodium merupakan zat bergizi yang berperan dalam pembentukan hormon tiroksin pada kelenjar tiroid. Kekurangan konsumsi iodium menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Kalium iodat ditambahkan ke dalam garam untuk memudahkan konsumsi iodium (Kusmayanti, 2009).
Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan. Asam salisilat bersifat sukar larut dalam air. Apabila asam salisilat diformulasikan sebagai sediaan topikal, maka pemilihan dasar salep merupakan hal yang sangat penting, yang akan menentukan efek terapi asam salisilat (Astuti, 2007).
Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi non steroid (AINS). Mekanisme kerja adalah menghambat sintesis Prostaglan-din dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase pada pusat termoregulator di hipothalamus dan perifer. Salisilat sudah digunakan lebih dari 100 tahun. Salisilat digunakan sebagai analgetik, antipiretik, anti inflamasi, anti fungi. Pemberian secara per oral, salisilat akan di absorpsi di dalam lambung dan usus halus melalui cara difusi pasif. Mencapai plasma dalam waktu 30 menit dan mencapai konsentrasi puncak setelah 1 -2 jam. Pada dosis kecil , mempunyai waktu paruh kira-kira 4 jam. Pada dosis yang digunakan sebagai antiinflamasi (4-6 g /hari) dengan kadar salisilat serum mencapai 200-300 mg/L, menunjukkan waktu paruh 12-25 jam. Kecepatan absorpsi dan ekskresi bergantung pada jenis preparat, besarnya dosis dan individu (Darsono, 2002).
Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010).

 


C.    Alat dan Bahan

1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.    Statif
2.    Klem
3.    Timbangan analitik
4.    Erlenmeyer
5.    Buret 50 ml
6.    Pipet tetes
7.    Labu takar 100 ml
8.    Gelas kimia
9.    Gelas ukur
2.         Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.      Akuades
2.      Asam salisilat
3.      Kalium bromida  
4.      HCl pekat
5.      Kalium iodida
6.      Larutan kanji
7.      Natrium tiosulfat
8.      Bedak Salicyl

3.         Uraian Bahan
1)    Aqua Destillata (Dirjen POM, hal. 96)        
-           Nama Resmi       : Aqua destilata.
-           Nama lain           : Air suling.
-           Pemerian              : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa.
-           RM                      : 18,02
-           Kelarutan            : -
-           Khasiat                : Pelarut
-           Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik.
2)      HCl (Dirjen POM, hal. 53)
-           Nama resmi         : Acidum hydrochloridum.
-           Nama lain            : Asam klorida.
-           Pemerian          : Cairan; tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, bau dan asap hilang.
-           Kelarutan               : -
-           Khasiat                  : Zat tambahan.
-           Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat.
3)      Larutan Kanji (Dirjen POM, hal. 762)
-           Namaresmi             : Starch
-           Nama lain               : Amilum / pati / kanji
-           Pemerian                 : Serbuk putih, hablur
-           Kelarutan        : Larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkan larutan agak keruh.
-           Penyimpanan    : Dalam wadah tertutup baik
-           Kegunaan         : Sebagai indikator.
4)      Natrium Tiosulfat (Dirjen POM, hal. 428)
-           Nama resmi    : NATRI THIOSULFAS
-           Nama lain       : Natrium tiosulfat/hipo
-           RM                 : Na2S2O3 .5H2O
-           BM                : 248,17
-           Pemerian         : Hablur besar tidak berwarna /serbuk hablur kasar. Dalam lembab meleleh basah, dalam hampa udara merapuh.
-           Kelarutan        : larut dalam 0,5 bagian air,praktis tidak larut dalam etanol
-           Kegunaan       : Sebagai penitrasi
-           Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
5)      KALIUM BROMIDA(Dirjen POM, hal. 328)
-           Nama resmi    : KALII BROMIDUM
-           Nama lain      : Kalium bromida
-           Pemerian         : Hablur tidak berwarna, teransaran / buram /serbuk butir tidak berbau, rasa asin, agak pahit
-           RM                 : KBr
-           BM                 : 109,01
-           Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
-           Kegunaan       : Sebagai sampel
-           Kelarutan        : Larut dalam 1,6 bagian air dan dalam 200 bagian etanol.
6)      ASAM SALISILAT (Dirjen POM, hal. 56)
-           Nama resmi    : ACIDUM SALICYLICUM
-           Nama lain      : Asam salisilat
-           RM                 : C7H6O3
-           BM                 : 138,13
-           Pemerian        : Hablur ringan tidak berwarna /serbuk berwarna putih hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam
-           Kelarutan        : Larut dalam 550 bagian airdan dalam 4 etanol, mudah larut dalam klorofom dan dalam eter p.
-           Kegunaan       : Sebagai sampel
-           Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
7)      KI (Dirjen Pom, hal. 330)
-           Nama resmi    : KALII IODIDUM
-           Nama lain      : Kalium iodide
-           RM                 : KI
-           BM                 : 166,00
-           Pemerian        : Hablur heksahedral, transparan /tidak berwarna, opak dan putih /serbuk butiran putih, higroskopik.
-           Kelarutan        : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalm etanol .p

D.    Prosedur Kerja

 


-          Ditimbang sebanyak 0,04 gr
-          Ditambahkan 30 ml KBr
-          Ditambahkan 5 ml HCl pekat
-          Ditambahkan 5 ml KI
-          Ditambahkan 3 pipet tetes larutan kanji
-          Dititrasi dengan Na2S2O3
-          Dilihat perubahan warna yang terjadi
-          Dicatat volume Na2S2O3 yang terjadi

 

Larutan berwarna bening
Volume Na2S2O3 = -0,287


 


-          Ditimbang sebanyak 5 ml
-          Ditambahkan 30 ml KBr
-          Ditambahkan 5 ml HCl pekat
-          Ditambahkan 5 ml KI
-          Ditambahkan 3 pipet tetes larutan kanji
-          Dititrasi dengan Na2S2O3
-          Dilihat perubahan warna yang terjadi
-          Dicatat volume Na2S2O3 yang terjadi

 

Larutan berwarna bening





 




-          Ditimbang sebanyak 5 ml
-          Ditambahkan 30 ml KBr
-          Ditambahkan 5 ml HCl pekat
-          Ditambahkan 5 ml KI
-          Ditambahkan 3 pipet tetes larutan kanji
-          Dititrasi dengan Na2S2O3
-          Dilihat perubahan warna yang terjadi
-          Dicatat volume Na2S2O3 yang terjadi

 

Larutan berwarna bening
Volume = 0

 


E.     Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a.    Tabel Pengamatan
1.      Asam Salisilat
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
-     0,04 gr asam salisilat + 30 ml
-     Ditambahkan 5 ml HCl pekat
-     Ditambahkan 5 ml KI
-       Ditambahkan 3 pipet tetes larutan kanji
-       Dititrasi dengan Na2S2O3
-          Larutan berwarna bening
-          Larutan berwarna bening
-          Larutan berwarna bening
-          Larutan berwarna biru tua
-          Larutan berwarna bening
 (V= 1 ml)

2.      Blanko (Aquades)
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
-     5 ml aquadest + 30 ml
-     Ditambahkan 5 ml HCl pekat
-     Ditambahkan 5 ml KI
-       Ditambahkan 3 pipet tetes larutan kanji
-       Dititrasi dengan Na2S2O3
-          Larutan berwarna bening
-          Larutan berwarna bening
-          Larutan berwarna bening
-          Larutan berwarna biru tua
-          Larutan berwarna bening
 (V= 0,5 ml)

3.      Sampel (Bedak Salicyl)
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
-     0,04 gr asam salisilat + 30 ml KBr
-     Ditambahkan 5 ml HCl pekat
-     Ditambahkan 5 ml KI
-       Ditambahkan 3 pipet tetes larutan kanji
-       Dititrasi dengan Na2S2O3
-          Larutan berwarna putih
-          Larutan berwarna putih
-          Larutan berwarna putih
-          Larutan berwarna ungu muda
-          Larutan berwarna bening
 (V= 0,5 ml)

b.      Perhitungan
1.      Penentuan kadar Asam Salisilat
Dik : V Na2S2O3                    = 0,5 ml (blanko)
 V Na2S2O3                                    = 1 ml (sampel)
BE Na2S2O3                                   = 2,302 mg
N Na2S2O3                      = 0,1 N
Berat asam salisilat    = 40 mg
Dit            : Kadar asam salisilat . . . . ?
Peny         :
Kadar asam salisilat
  
= -0,287 %

2.      Penentuan kadar Bedak Salicyl (Sampel)
Dik :  V Na2S2O3                   = 0,5 ml (blanko)
V Na2S2O3                   = 1 ml (sampel)
BE Na2S2O3                = 2,302 mg
N Na2S2O3                   = 0,1 N
Berat sampel           = 40 mg
Dit : Kadar asam salisilat . . . . ?
Peny :
  Kadar asam salisilat              
                                               = 0 × 2,302
= -0 %
c.       Reaksi yang terjadi adalah
download.png
Sisa Br2 + KI                              I2 + 2 KI
I2 + 2 Na2S2O3                           2NaI + Na2S4O6     


F.        Pembahasan

Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. metode bromometri dan bromatometri ini terutama digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi. metode ini dapat juga digunakan untuk menetapkan senyawa arsen dan stibium dalam bentuk trivalent walaupun tercampur dengan stanum valensi empat.
         Pada percobaan kali ini digunakan bedak salicyl dan asam salisilat sebanyak 0,04 g. Kedua sampel tersebut dikerjakan sendiri-sendiri. Sampel kemudian dilarutkan dengan kalium bromida sebanyak 5 ml sebagai oksidatornya. Selanjutnya, larutan ditambahkan dengan HCl pekat kira-kira sebanyak 3 pipet. Penambahan HCl bertujuan untuk memberikan suasana asam agar bromin dapat terbebas. Ketika asam klorida pekat ditambahkan, maka brom akan dibebaskan. Setelah dicampur, larutan tersebut kemudian ditutup kurang lebih selama 15 menit. Hal tersebut ditujukan agar penguapan brom dapat dihindarkan. Bromin yang dibebaskan tidak stabil, karena mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap. Oleh sebab itulah bahan untuk titrasi ini harus ditutup. Setelah waktu penutupan cukup, larutan ditambahkan larutan kalium iodida sebanyak 5 ml dan dilanjutkan dengan penambahan larutan kanji sebanyak 3 pipet tetes. Penambahan kalium iodida bertujuan untuk mengubah brom menjadi iodium sesuai dengan reaksi.
Percobaan ini didapatkan kadar asam salisilat dengan volume N2S2O3 yaitu -0,287%, dan kadar pada sampel adalah 0 %. Pada saat menentukan suatu kadar seharusnya mendapatkan hasil positif (+) namun ada beberapa faktor kemungkinan yang mempengaruhi suatu percobaan yang dilakukan sehingga mendapatkan hasil yang tidak sesuai, yaitu kemungkinan didalam aquades terdapat asam salisilat, didalam larutan Br yang menguap, dan terjadi kesalahan-kesalahan dalam praktikum seperti penimbangan, kurangnya ketelitian dalam mencampurkan larutan (bahan).
Percobaan yang terlah dilakukan ini merupakan salah satu jenis dari titrasi tidak langsung, sebab larutan tidak dapat langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat. Titrasi dapat dilakukan dengan adanya brom berlebih. Adanya brom tidak langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat dikarenakan perbedaan potensialnya yang sangat besar.
 



G.     Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kadar asam salisilat -0,287% dan pada bedak salicyl yaitu 0 %.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Yuni Ika, Sudirman Iskandar, Hidayati Umi. 2007. Pengaruh Konsentrasi Adeps Lanae dalam Dasar Salep Cold Cream Terhadap Pelepasan Asam Salisilat. Pharmacy. Vol. 05. No. 01.

Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Depatemen Kesehatan RI. Jakarta

Darsono Lusiana. 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol. JKM. Vol. 2. No. 1.

Kusmayanti, Aan. Saptarini Mekar Nyi. 2009. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Kalium Iodat dalam Garam dengan Menggunakan Metode Iodometri dan Spektrofotometri Ultra Violet. Farmaka, Vol. 7.No. 2.

Rohman, Abdul. Gandjar, Golib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suirta, I.W. 2010. Sintesis Senyawa Orto-Fenilazo-2-Naftol sebagai Indikator dalam Titrasi. Jurnal Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal : 27-34.





 






LAPORAN KIMIA ANALISIS FARMASI
BROMATOMETRI
logo-baru.png
OLEH
NAMA                      : INTAN NUR CAHYANI
NIM                          : F1F1 12103
KELAS                     : C
KELOMPOK          : IV
ASISTEN                 : ISMAYANI

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2 0 1 3